Komentar Jurnal Berdasarkan Pembelajaran Geografi Desa Kota



Telaah Jurnal Berdasarkan Pembelajaran Geografi Desa Kota
Dengan Judul Jurnal Yaitu
STRATEGI PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL DALAM UPAYA PERCEPATAN PEMBANGUNAN
EKONOMI PEDESAAN
Jurnal Ekonomi Pembangunan
Volume 14 Nomor 1, Juni 2013, hlm. 126-139
Almasdi Syahza dan Suarman
Lembaga Penelitian Universitas Riau, Pekanbaru
Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293, Telepon 0761-63266
E-mail: asyahza@yahoo.co.id
Diterima 12 Juni 2012 / Disetujui 14 Maret 2013
            Jurnal ini meneliti tentang pembangunan ekonomi perdesaan yang berada di provinsi Riau, yaitu di Kabupaten Kepulauan Meranti. Dimana wilayah kabupaten Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki luas 369.807 Ha (daratan), 320.606 Ha (laut). Total luas wilayah 680.413 Ha. Batas wilayah administrasi Kabupaten Kepulauan Meranti: sebelah Utara dengan Kabupaten Bengkalis dan Selat Malaka; sebelah Selatan dengan Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan; sebelah Timur dengan Kabupaten Karimun (Provinsi Kepulauan Riau); sebelah Barat dengan Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak. Kabupaten Kepulauan Meranti (setelah pemekaran) terdiri dari 7 Kecamatan dengan 73 desa dan kelurahan yang berada di 4 pulau utama (Pulau Padang, Merbau, Rangsang dan Tebing Tinggi). Penduduk Kabupaten Kepulauan Meranti tahun 2010 berjumlah 230.007,7 jiwa dengan kepadatan rata-rata sekitar 64 jiwa/Ha. Pesesaan di kabupaten Meranti ini merupakan pedesaan yang terbelakang, maka pembangunan pedesaan menjadi masalah serius di pedesaan ini terutama pada masalah pertanian.
            Di pedesaan ini, peneliti menemukan penyebab dan kendala dalam pembangunan ekonomi di pedesaan tersebut. Adapun berdasarkan analisis POET yang telah penelaah pelajari gambaran pedesaan dan kendala pedesaan tersebut antara lain: 1). People, kurangnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia untuk sektor agribisnis. Rendahnya kemampuan sumberdaya manusia ini menyebabkan permasalahan pada kegiatan pertanian di pedesaan tersebut. Petani merupakan sumberdaya manusia yang memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan suatu kegiatan usaha tani, karena petani merupakan pekerja sekaligus manager dalam usaha tani itu sendiri. 2). Organisasi, (a).Lemahnya organisasi dan manajemen usaha tani. Organisasi merupakan wadah yang sangat penting dalam masyarakat. Dalam pertanian organisasi yang tidak kalah pentingnya adalah kelompok tani. Organisasi tani akan membahas pertanian secara keseluruhan bagaimana memanajemen lahan pertanian di desa, seperti pengelolaan air, lahan yang tepat, asupan pupuk, dan pola kebersamaan lainnya yang membawa peningkatan mutu pertanian anggota. (b). Belum berfungsinya lembaga ekonomi perdesaan (Koperasi), untuk mengatasi permasalahan produk pertanian yang dialami oleh petani, maka perlu dipikirkan paradigma baru dalam mengatasi masalah tersebut. Salah satu alternatif pemecahannya adalah memberdayakan lembaga ekonomi pedesaan yaitu koperasi. 3). Enviroment, ketersediaan lahan dan masalah kesuburan tanah. Daerah tersebut terpencar di wilayah pesisir dan terbatasnya sarana dan prasara terutama akses transportasi. Lokasi usahatani yang terpencar-pencar sehingga menyulitkan dalam proses pengumpulan produksi. Hal ini disebabkan karena letak lokasi usahatani antara satu petani dengan petani lain berjauhan dan mereka selalu berusaha untuk mencari lokasi penanaman yang sesuai dengan keadaan tanah dan iklim yang cocok untuk tanaman yang diusahakan. Dan masalah lainnya penguasaan aset produktif (lahan) di pedesaan lebih banyak dikuasai oleh perusahaan besar dan orang kota. 4). Teknologi, tingkat penguasaan ilmu teknologi yang rendah. Pada umumnya petani melakukan kegiatan usahatani dengan luas yang sempit, yaitu kurang dari 0,5 ha. Disamping itu, teknologi yang digunakan masih sederhana dan belum dikelola secara intensif, sehingga produksinya belum optimal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komentar / Telaah Jurnal Ilmiah

Gerak Semu Matahari

HASIL TEMUAN DARI PETA YANG DIANALISIS DARI BUKU PERATURAN KEPALA BPS NO 37 TAHUN 2010 TENTANG KLASIFIKASI PERKOTAAN DAN PEDESAAN BUKU SUMATERA CETAKAN II